Pencanangan gerakan 100.000 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Go Online secara serentak di 30 kota/kabupaten di Indonesia digagas seiring dengan visi Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai Digital Energy of Asia.
Gerakan yang diadakan di Creative Space Galeri Indonesia Wow, Gedung SMESCO UKM Jakarta ini bertujuan untuk memfasilitasi dan memberikan kesempatan pada UMKM di berbagai daerah untuk siap bersaing di pasar yang lebih luas.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM bersama Kementerian Kominfo, berkomitmen untuk mengonlinekan 8 Juta UMKM sampai tahun 2020. Komitmen ini menunjukan keberpihakan pemerintah dalam memajukan UMKM sebagai salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.
Dengan mengikuti gerakan pengonlinean ini, para UMKM akan mendapatkan peluang untuk distribusi Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar dalam 1 x 24 jam, Inkorporasi RKB, transformasi inklusi finansial, serta kesempatan membuat NPWP serentak untuk seluruh pelaku UMKM yang akan dionlinekan.
Para UMKM tersebut juga akan dibimbing mulai dari proses pengonlinean hingga manajemen dan promosi online. Proses promosi sendiri akan dibantu mulai dari pemotretan produk, deskripsi produk, harga, lalu juga mendapat domain .id sekaligus hosting secara gratis. Produk-produk UMKM yang telah terdaftar tersebut kemudian akan dipromosikan dan ditempatkan di marketplace besar seperti Tokopedia, Blibli.com, Elevania, dsb.
Salah satu pengusaha UMKM Cokelat Pralin Chocolistic, Marta Dorkas, menuturkan bahwa ia tertarik mengonlinekan produknya dengan harapan dapat meningkatkan penjualan produknya, dikenal lebih luas oleh masyarakat.
“Dalam arti brandnya akan lebih kuat. Karena kalo ga online orang ga akan kenal produk kita. Minimal kalau sudah online, seluruh Indonesia bisa tahu produk kita. Ketik coklat, muncul produk kita,” tutur Marta.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Anak Agung G.N. Puspayoga menyampaikan bahwa pemerintah dengan upayanya mendukung UMKM telah melakukan beberapa langkah, seperti pembiayaan keberpihakan untuk UMKM dengan menurunkan Kredit Usaha Rakyat menjadi 9%, serta mendirikan Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB).
“Semoga ini bisa menjadi trigger UMKM kita untuk meningkatkan daya saing dan produktifitasnya. Semoga ekonomi digital ini bisa membangun Indonesia sesuai harapan Presiden, untuk menjadi kekuatan ekonomi digital di Asia,” kata Puspayoga. (VY)